Minggu, 24 Februari 2013

Agrobis UMKM Tanaman Jarak Kepyar

Sejak awalnya KADIN UMKM sudah melaksanakan komitmen untuk menggerakkan Ekonomi Pertanian, pada edisi yang lalu telah disampaikan kerjasama KADIN UMKM Jatim dengan PT.Agrotek Global Nusantara  yang mengolah serat Fiber Tanaman Kenaf untuk bahan baku komponen mobil, kertas, pulp, karpet geotekstil dan bahan peredam suara. Lahan pertanian yang masih terbentang luas merupakan potensi yang belum banyak dikembangkan, banyak jenis tanaman komersial yang memerlukan lahan.  Pada edisi ini disampaikan peluang kerja, usaha dan investasi dalam penanaman tanaman Jarak.

Kerjasama dibidang Agro telah dilakukan KADIN UMKM JATIM dengan CV.Joyo Multi Agro dalam pengadaan Biji Jarak Kepyar ( Ricinnus communis L) selaku pelaksana sosialisasi tanaman jarak kepyar dari PT.Kimia Farma untuk kebutuhan bahan baku minyak industri seperti minyak pelumas, cat , surfactant, dispersan, kosmetika, coating, nylon-11 dan urethane..

Tanaman jarak kepyar dan jarak pagar memiliki  prospek yang sangat bagus dimasa depan dengan adanya pabrik pengolahan seperti yang dimiliki oleh Kimia Farma di Semarang. kebutuhannya terus meningkat dan pengadaannya dapat terus menerus dilakukan, sementara sumber energi dari minyak dan batu bara bila habis tidak dapat diperbaharui. Minyak jarak atau castor oil mengandung trigliserida asam asam lemak terutama asam ricinoleat dengan konsentrasi 89,5%-b sehingga sering disebut trigliseda asam ricinoleat.

PT Kimia Farma Tbk telah menggandeng, Green Food, sebuah perusahaan China untuk melakukan investasi minyak jarak di Indonesia dengan total nilai sekitar US$200 juta. Menurut Direktur Utama perseroan M. Syamsul Arifin, di Beijing, saat ini China ingin mengembangkan minyak jarak yang memiliki dua jenis yakni jarak kepyar dan jarak pagar yang banyak terdapat di Indonesia.

Kebutuhan Kimia Farma atas bahan baku jarak kepyar dalam setahun mencapai 6.000 ton. Guna memenuhi kebutuhan ini  KADIN UMKM JATIM telah berhasil mengkoordinir para petani anggota yang telah melakukan penanaman terhitung sejak Bulan Desember 2009  sampai Ferbruari 2010 dibeberapa kabupaten yang diperhitungkan akan dapat dipanen antara bulan Juni sampai Oktober 2010 dengan target sebanyak 5.800 ton, harga per kilogram akan dibeli sampati digudang Semarang Rp.3.000,-.

Saat ini sudah ditanam oleh para petani anggota KADIN UMKM di kabupaten Pacitan seluas 168 Ha, Trenggalek 730 Ha, Blitar 25 Ha, Madiun 325 Ha, Magetan 10 Ha, Kediri 40 Ha, Ngawi 90 Ha, Nganjuk 35 Ha, Sidoardjo 25 HA, Gresik 10 Ha, Jember 112.5 Ha, Probolinggo 145 Ha, Batu 150 Ha, Bangkalan 100 Ha, Lamongan 5 Ha, uban 6 Ha, Wonogiri 20 Ha, Sumenep 102,5 Ha, Malang 60 Ha, Situbondo 200 Ha, Bondowoso 100 Ha, Besuki 160 Ha.    

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melarang penggunaan jenis tanaman konsumsi makanan rakyat untuk dijadikan bioenergi seperti kedelai dan jagung. Jarak dinilai sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber energi karena tidak bisa dimakan. Kelebihannya selain sebagai bahan bakar tanaman ini mengandung racun sehingga tidak bisa dikonsumsi masyarakat, berbeda dengan kedelai dan jagung yang bisa dimakan. Selain itu minyak jarak adalah minyak yang sangat tahan terhadap cuaca dingin sehingga tidak mudah beku jika di ekspor ke China, jika dipanaskan pada suhu 200 derajat celcius masih stabil.

China yang sangat haus energi membutuhkan jarak pagar sebab tanaman ini tidak cocok ditanam di China karena tumbuh di lahan-lahan gersang seperti yang ada di sejumlah wilayah di Jawa, NTT, dan NTB.  Jarak pagar biasanya digunakan untuk bioenergi sedangkan jarak kepyar untuk industri kimia seperti pabrik cat, pabrik kosmetik, farmasi, serta bubur kertas. Kimia Farma sudah pengalaman sejak 1971 mengembangkan minyak jarak kepyar, oleh sebab itu mau bermitra dengan China yang sedang mencari mitra investasi. Kerjasama ini  akan mengembangkan sekaligus dua jenis tanaman jarak mengingat keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang banyak dan menguntungkan.

Kimia farma sudah memiliki pabrik pengolahan minyak jarak yang berlokasi di Semarang dan telah memiliki kebun pembibitan.Kebun pembibitan tersebut dinilai masih kurang dan masih mengembangkan perkebunan rakyat yang tersebar di Wonogiri, Grobogan, jember, Situbondo, mataram, dan Bima.Ia berharap dengan adanya kerjasama dengan perusahaan China akan bisa mengembangkan lahan sendiri dengan volume yang besar sehingga mampu mengembangkan minyak jarak kepyar dan pagar. Nantinya sekalipun telah memiliki lahan perkebunan yang besar PT.Kimia Farma  tetap membutuhkan jarak dari para petani yang selama ini menjadi pemasok.

sumber : UMKM ONLINE

Strategi Pemasaran

Pemasaran adalah strategi atau cara bagaimana melakukan berbagai aktifitas agar terjadi pertukaran (exchange) antara produsen dengan konsumen. Dalam hal pendidikan, pemasaran mengatur strategi dan cara agar konsumen mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan.

Untuk bisa memasarkan produk dengan baik, harus dimulai dari visi, misi, dan tujuan yang jelas perusahaan ingin diarahkan ke mana. Visi, misi dan tujuan ini biasanya harus dimulai dari manajemen, yang kemudian ditransfer kepada karyawan.

Selanjutnya, perusahaan juga harus menganalisis berbagai faktor eksternal yang mungkin berpengaruh dengan lembaganya. Faktor-faktor eksternal tersebut yang pertama adalah Lingkungan Makro. Lingkungan makro di sini terdiri dari sisi perkembangan penduduk dengan segala sifat dan karakternya. Faktor lain dari lingkungan makro adalah teknologi, di mana kita juga harus melihat berbagai perkembangan teknologi yang mungkin bisa diterapkan di perusahaan kita.

Faktor berikutnya dari lingkungan makro adalah aturan Pemerintah. Di Indonesia termasuk unik, karena aturan pemerintah sering berubah dengan perubahan menteri. Karena itu, antisipasi berbagai aturan ini diperlukan agar perusahaan bisa fleksible dalam mengadaptasi berbagai perubahan aturan.

Setelah lingkungan makro, lingkungan eksternal lain yang perlu diperhatikan adalah peta industri dan persaingan. Perusahaan perlu memetakan siapa pesaing-pesaing mereka, baik yang berpotensi untuk bersaing langsung maupun tidak langsung. Pemetaan kondisi ini akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan pesaing kita, sekaligus melihat aspek mana yang bisa dijadikan sebagai keunggulan bersaing.

Setelah melihat kondisi persaingan, perusahaan perlu memahami konsumen atau pelanggan. Pemahaman tentang konsumen, nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai tambah seperti apa yang diinginkan mereka akan sangat membantu perusahaan dalam mendisain produk dan jasa yang dibutuhkan.

Untuk bisa memberikan nilai tambah, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui selera dan kebutuhan konsumen secara baik. Biasanya dilakukan survey ataupun wawancara dengan calon-calon konsumen mengenai apa harapan dan keinginan mereka tentang perusahaan.

Perusahaan biasanya kesulitan untuk menentukan apakah perusahaannya diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah atas atau untuk menengah bawah. Perusahaan sejak awal harus menentukan lembaganya diarahkan untuk kelas mana.

Dengan menentukan target market yang dituju, perusahaan bisa memberikan satu nilai tambah yang menjadi pembeda dibandingkan dengan para pesaingnya. Nilai tambah inilah yang disebut sebagai differensiasi. Dengan differensiasi yang kuat, bisa menjadi senjata dalam menghadapi berbagai persaingan.

Setelah peta kondisi eksternal sudah didapatkan, perusahaan tinggal memikirkan kondisi internal strategi apa yang akan dilakukan untuk mengelola perusahaan. Pola pengelolaan strategi internal ini, dalam ilmu pemasaran sering disebut sebagai strategi 4 P yaitu mengelola produk, harga, saluran distribusi dan promosi (product, price, place of distrbution, promotion).

Produk-produk perusahaan bisa dibagi menjadi dua bagian; yaitu produk utama dan produk pendukung. Produk utama adalah kegiatan belajar mengajar dengan segala prosesnya. Karena bukan barang jadi, proses kegiatan belajar mengajar adalah produk utama yang melibatkan emosi dan perasaan dari peserta didik sebagai konsumen. Karena itu, agar produk utama ini baik harus diciptakan pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan.

Perusahaan harus menentukan produk apa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Survey kebutuhan pelanggan perlu dilakukan agar produk yang diberikan sesuai dengan pilihan mereka.

Setelah menentukan produk apa yang ingin ditawarkan, selanjutnya adalah menentukan berapa harga yang harus dibayar oleh konsumen. Prinsip utama dalam menentukan harga adalah menghitung keseluruhan biaya yang diperlukan. Dari situ, tinggal ditambahkan berapa persen laba yang ingin diperoleh untuk kepentingan pengembangan dan penghitungan berapa tahun akan balik modal.

Dalam hal distribusi, perlu juga dipikirkan bagaimana produk yang kita buat akan sampai kepada konsumen. Perlu dipikirkan apakah produk kita jual secara langsung atau dipercayakan kepada distributor dan agen untuk penyebarannya. Yang penting adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen.

Salah satu faktor yang penting dalam pemasaran sebagai P yang terakhir dari 4P yaitu promosi. Promosi adalah usaha-usaha sadar untuk melakukan sosialisasi, penerangan, dan pemberitahuan kepada masyarakat tentang berbagai informasi, yang biasanya mengenai berbagai produk yang ditawarkan. Aktivitas promosi melibatkan berbagai bentuk dan variasi yang sangat beragam. Tinggal bagaimana para pengelola melakukan berbagai promosi kreatif sesuai dengan kebutuhan dan anggaran promosi yang disediakan.

Bentuk promosi yang paling tradisional adalah iklan. Iklan adalah pemasangan informasi produk di berbagai media dan penerbitan mulai dari koran, majalah, tabloid, televisi, dan juga radio. Iklan memang efektif menjangkau khalayak yang luas, tetapi dari sisi biaya memang membutuhkan anggaran yang besar. Jika terasa bahwa biaya iklan di media massa cukup besar, bisa dicoba bentuk lain yaitu dengan brosur, leaflet, dan juga spanduk yang dipasang di sekitar wilayah di mana konsumen berada. Dengan demikian, informasi lengkap tetap bisa didapatkan oleh target konsumen kita.

Cara lain yang efektif adalah melalui promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) di mana satu orang memberikan penjelasan kepada orang lain karena merasa mendapatkan manfaat yang baik dari produk atau jasa yang digunakan. Promosi ini sangat efektif karena biasanya orang lebih percaya kepada apa yang dikatakan oleh saudara ataupun teman-teman yang sudah merasakan terlebih dahulu.

Pada akhirnya, aktifitas promosi apapun dalam perusahaan tidak bisa berjalan efektif jika secara internal tidak memperhatikan faktor kualitas sebuah perusahaan. Dengan kualitas produk yang baik, ditambahkan komunikasi yang mengena, maka aktifitas perusahaan bisa berjalan dengan baik.

Sumber : sentra UKM

Kadin Minta Pemenang Pilkada Jabar Harus Lebih Perhatikan Pengusaha Lokal

SPC, Bandung – Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Kemitraan dan UMKM Iwan Gunawan berharap Gubernur Jabar yang akan datang bisa memberikan perhatian lebih kepada para pengusaha lokal yang selama ini selalu menjadi penonton dari pertumbuhan ekonomi Jabar.

“Pertumbuhan ekonomi Jabar setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Tapi, adanya pertumbuhan itu sama sekali tidak berimplikasi positif terhadap kemajuan dan kelangsungan usaha lokal,” katanya, seperti dikutip, Minggu (24/2/2013).

Menurutnya, Jabar merupakan salah satu daerah dengan jumlah UMKM terbesar di Indonesia. Terutama untuk koperasi. Jabar pun pernah menjadi salah satu daerah tempat digelarnya kongres pertama koperasi.

Untuk jumlah, koperasi di Jabar yang tercatat mencapai 24.000 akan tetapi yang masih aktif tidak lebih dari 5.000 saja. Ini artinya, koperasi belum menjadi pilihan hidup warga dalam membangkitkan kesejahteraannya.

“Gubernur yang terpilih harus bisa menciptakan iklim usaha yang baik dan bisa mengimplementasikan kemitraan dengan kalangan dunia usaha,” ujarnya.

Pihaknya pun berharap agar investasi yang masuk berkorelasi dengan bangkitnya usaha yang dijalankan oleh pengusaha lokal. Selama ini, tingginya investasi yang masuk tidak memberikan efek sinifikan bagi pengusaha setempat.

“Dan kami berharap agar Jabar bisa menjadi basis manufaktur di Indonesia. Pekerja dan pengusaha pun harus benar-benar bisa diayomi dan saling menguatkan,” ujarnya.(SPC-20/bisnis-jabar)

Sumber ; suarapengusaha.com

Ikan salai UMKM Riau rambah pasar Singapura

Pekanbaru (Antara Bengkulu) - Ikan salai yakni ikan patin segar yang diolah melalui proses pengasapan oleh UMKM di  Desa Koto Mesjid dan Pulau Gadang Kabupaten Kampar, Provinsi Riau  telah merambah pasar Malaysia dan Singapura.

"Untuk pasar Malaysia dan Singapura saja  sejak tahun 2010 hingga 2012 diperkirakan mencapai tiga ton. Ikan ini laris karena tidak mengandung pengawet," kata Agus Salim, Pengawas pengolahan ikan salai di Desa Koto Mesjid, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Riau, Rabu.

Ikan salai diproduksi oleh UMKM di Desa Koto Mesjid Kampar yang merupakan mitra binaa PT Telkom tbk memiliki sebanyak 56 pekerja mulai dari tukang potong ikan dan membuang kotoran serta insang ikan, tukang belah ikan dan tukang salai (membakar).

Ikan salai yang berasal dari ikan patin itu diolah atau dibakar tidak menggunakan penyedap rasa atau aroma serta juga tidak pakai formalin sebagai bahan pengawet ikan.

Menurut Agus Salim, yang  juga Kepala Dusun II Pincuran Gading Koto Masjid  itu pemasaran untuk ekspor ikan salai antara lain dilakukan oleh para pedagang pengumpul di Kota Pekanbaru dan selanjutnya dibawa ke Malaysia dan Singapura.

Pemasaran ikan salai untuk kegiatan ekspor, katanya, memang belum ditata secara proporsional namun demikian permintaan ikan untuk pasar luar negeri masih tinggi disamping permintaan pasar lokal.

"Permintaan ikan salai asal Kampar Riau masih tinggi yakni untuk pasar Batam, Jakarta, Medan, Aceh dan Sumbar," katanya sedangkan pengolahan ikan salai berasal dari ikan patin segar yang dipanen berumur empat bulan.

Sedangkan proses pembuatan ikan salai adalah dimulai dari pemanenan ikan patin langsung dari kolam kemudian dibersihkan atau dibuang insangnya, lalu ikan patin itu dibelah tengahnya namun tidak putus. Selanjutnya ikan yang sudah dibersihkan tadi dimasukkan kedalam air yang berada dalam bak pertama.

Ikan patin yang sudah dipotong yang berada dalam rendaman bak pertama  dipindahkan lagi ke bak kedua direndam kembali dan juga ditunggu beberapa menit untuk menghilangkan kandungan darah ikan patin yang dibelah tersebut.

"Selanjutnya  ikan tersebut dibakar pada pembakaran yang sudah disediakan hingga matang," katanya kemudian ikan tersebut diangkat dan didinginkan untuk segera siap dikemas.  

Hasil panen dari sentra budidaya ikan di Desa Koto Mesjid selain diolah menjadi produk olahan ikan salai juga  abon ikan, ikan asin (pudung), dan nugget ikan. (Antara)

Editor: Musriadi
COPYRIGHT © 2013

Peningkatan Kerja Sama dan Promosi Investasi di Sumbar

(Berita Daerah - Sumatera) Pemprov Sumatera Barat terus meningkatkan kerja sama dan promosi investasi melalui serangkaian kegiatan dalam satu program selama 2013.


Program peningkatan promosi dan kerja sama investasi itu akan dilaksanakan Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Daerah Sumbar dan pelaksanaannya dibiayai dengan dana APBD 2013, kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno di Padang.

Selama 2013 dilaksanakan sebanyak tujuh kegiatan dalam program peningkatan promosi dan kerja sama investasi dan telah dialokasikan dana untuk melaksanakannya sebesar Rp1,01 miliar.

Promosi dan kerja sama ini akan didukung dengan program peningkatan daya saing penanaman modal yang juga dilaksanakan pada 2013 melalui 14 kegiatan dan didanai anggaran APBD sebesar Rp1,74 miliar.

Sebelumnya, gubernur mengakui, kinerja investasi di daerah ini baik untuk penanaman modal asing (PMA) maupun modal dalam negeri (PMDN) belum optimal.

Hal itu disebabkan penurunan kegiatan ekonomi global di daerah ini dan masih adanya masalah iklim investasi yang belum dapat diatasi pemerintah daerah, katanya.

Ia menambahkan, penurunann kegiatan ekonomi global merupakan dampak dari melemahnya ekonomi internasional yang menjadi salah satu tantangan terbesar yang masih akan dihadapi Sumbar dan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Tantangan lain yang akan dihadapi yakni kecenderungan menurunnya aliran investasi negara-negara maju, katanya.

Meski demikian, prospek berinvestasi di Indonesia masih cukup baik dimana lembaga PBB UNCTAD dalam world Investment Prospect 2009-2011 melaporkan prospek berinvestasi di Indonesia menduduki peringkat delapan atau cukup prospektif.

Prospektif itu dinilai dari besarnya pasar dan ketersediaan sumber daya alam dimiliki Indonesia yang juga harus didukung pelayanan perizinan yang lebih baik dan peningkatan infrastruktur sebagai daya tarik bagi calon-calon investor.

Terkait perkembangan realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Sumbar selama periode I Pembangunan Jangka Menengah Daerah (PJMD) 2005-2010 menunjukkan kecenderungan berfluktuasi, setelah anjlok tajam pada 2007.

Pada 2005, realisasi PMA di Sumbar mencapai 85.568,91 dolar AS dan di 2006 naik menjadi 87.423,7 dolar AS, lalu turun tajam menjadi hanya 7.028,76 dolar AS pada 2007.

Setelah anjlok, pada 2008 PMA di Sumbar mulai bergerak naik menjadi terealisasi 20.626,32 dolar AS dan naik tipis pada 2009 menjadi 20.994,06 Dolar AS.

Perkembangan berfluktuasi juga pada PMDN, dimana realisasinya pada 2005 mencapai 607.061,37 dolar, lalu anjlok menjadi 234.856,62 dolar pada 2006.

PMDN di Sumbar pada 2007 kembali turun tajam menjadi hanya 58.511,1 dolar AS, namun pada 2008 terjadi kenaikan sangat tinggi menjadi 608.917,89 dolar AS dan kembali meningkat menjadi 761.617,9 dolar AS.

(et/ET/bd-ant)
sumber beritadaerah.com

HAK CIPTA & PATEN: Kemenkop Fasilitasi 1.912 UMKM

JAKARTA— Kementerian Koperasi dan UKM dalam kurun satu dasawarsa  berhasil memfasilitasi sebanyak 1.912 pelaku usaha kecil dan menengah untuk mendapatkan sertifikasi pendukung bisnis seperti hak cipta dan paten produk.

Choirul Djamhari, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dasn UKM, mengatakan sara pendukung kegiatan usaha pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) itu dilaksanakan sejak 2002 hingga 2012.

”Ini merupakan bagian dari program peningkatan produktivitas  dan mutu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui penerapan teknologi tepat guna serta program pendukung lainnya,” paparnya kepada Bisnis, Kamis (21/2).

Selain itu, katanya, instansi tersebut juga telah memfasilitasi penerapan kehalalan produk yang juga dilaksanakan sejak 2002. Setidaknya sejumlah 645 UMKM telah menerima sertifikat halal yang tersebar di 13 provinsi.

Untuk menyukseskan program tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjsama dengan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) pada level Pusat dan Daerah.

Program lain yang secara umum mengarah pada peningkatan kualitas dan kemapanan UMKM, di antaranya mendaftarkan Sertifikasi Nasional Indonesia (SNI) dan ISO 9001:2008 maupun program keamanan pangan.

Adapun kegiatan peberapan inovasi dan teknologi tepat guna (TTG) bagi UMKM dilakukan melalui tahapan bimbingan, konsultasi, pendsampingan dan pemberian peralatan yang disalurkan melalui koperasi.

”Pada 2012, agenda bimbingan, konsulasi, dan pendampingan kami laksanakan di Sembilan provinsi, yakni Jateng, Jatim, NTB, Aceh, Riau, Bengkulu, Sulut, Sulbar, dan NTT. Seluruhnya melibatkan sekitar 360 UMKM sentra,” tutur Choirul Djamhari.

Sasaran kegiatan itu adalah untuk meningkatkan produktivitas di bidang budidaya jamur, pengolahan sabut kelapa, pengolahan kotoran ternak sapi menjadi biogas, pengolahan limbah tahu tempe menjadi biogas dan pengolahan nira aren menjadi bio etanol.

Peningkatan produktivitas dan mutu UMKM dilakukan secara berkesinambungan sejak 2007. Seluruhnya berjalan secara sistematis dan terencana, karena dilaksanakan bersinergi demean pihak lain yang terkait peningkatan kinerja UMKM. (jibi/ija)
 
 
Sumber : Bisnis Jabar

BPR Juga Dibatasi Daerah Ekspansi

Jakarta,Inspirasi-Usaha.com:Aturan modal minimum yang dikaitkan dengan zonasi atau daerah ekspansi tidak hanya berlaku pada bank umum. Aturan serupa juga bakal berlaku pada industri bank perkreditan rakyat (BPR).
Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), nantinya ada pengelompokan BPR melalui tiga zonasi. Pembagian zonasi berdasarkan pada kepadatan penduduk dan kecepatan perputaran uang. Zona satu merupakan zona yang paling padat penduduknya dan membutuhkan modal minimum Rp 10 miliar, zona dua Rp 6 miliar dan zona tiga Rp 4 miliar.

Zainal Abidin, Direktur Eksekutif Direktorat Kredit Usaha Kecil Menengah (UMKM) dan BPR BI, mengatakan, untuk memenuhi modal tersebut BI akan memberikan masa transisi kurang dari 5 tahun. Tujuannya, agar pemilik bank bisa mempersiapkan penambahan modal. "Bila pemilik sudah punya dana bisa langsung disuntikkan," ujarnya, Jumat, (22/2).

Zainal menambahkan,  BPR  memang perlu peningkatan modal agar mampu bersaing dengan mengembangkan infrastuktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu, BPR juga dapa meningkatkan fungsi intermediasi.

"Dalam kondisi sekarang, modal minimum Rp 500 juta tidak mampu lagi mengkover risiko yang ditanggung BPR. Besaran modal disetor secara umum berkorelasi positif dengan tingkat profitabilitas," tambah Zainal.

Lebih mudah

Asal tahu saja, selama ini sudah ada pengaturan modal minimal untuk BPR. Hal itu tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 8/26/PBI/2006 tentang BPR, BI mengelompokkan permodalan BPR dalam 4 zona. Untuk DKI Jakarta modal minimum Rp 5 miliar, Provinsi Jawa, Bali, Bekasi, Depok, Tangerang dan Bekasi Rp 2 miliar, daerah di luar Jawa dan Bali minimal Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Nah, BI akan merevisi aturan tersebut.

Zainal menjelaskan jika pemilik modal tidak mampu memenuhi modal minimum sesuai tenggat waktu, BI akan meminta BPR pindah ke zona yang sesuai dgn persyaratan modal minimumnya. "Penerapan aturan zonasi di BPR tidak akan seketat aturan bank umum, jika bank sudah memenuhi modal maka mereka bisa berekspansi cabang sesuai dgn daerahnya," tukasnya.

Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Indonesia (Perbarindo) mengatakan pihaknya sepakat peningkatan modal akan meningkatkan daya saing. Namun, bila batasan modal minimalnya terlalu memberatkan, tentu BPR akan kesusahan dan banyak yang berguguran.(*)
 
 

Pemkot gulirkan modal UMKM

Palembang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Palembang siap menggulirkan dana untuk usaha mikro kecil menengah di daerah itu tahun 2013.

Wakil Wali Kota Romi Herton, di Palembang, Kamis mengatakan pemkot akan mengalokasikan dana untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan pola bantuan modal bergulir.

Setiap kelurahan akan dijatahi Rp200 juta per tahun, dan target penyaluran dana bergulir tersebut kepada minimal 45 UMKM per kelurahan.

Menurut dia, setiap UMKM dijatahi pinjaman sebesar Rp5 juta sampai Rp20 juta per usaha.

Dana bergulir tersebut tanpa agunan tetapi pihaknya melalui kelurahan akan memastikan tidak ada kredit macet.

Ia mengatakan, UMKM merupakan usaha yang menjanjikan, terbukti saat ini berkembang pesat di Kota Palembang.

Usaha mikro juga telah membuka seluas luasnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di daerah itu.

Sementara Hamuya (53) warga Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus mengatakan sangat berharap pemkot merealisasikan bantuan modal usaha untuk mereka.

Selama ini, warung kecil yang dikelolanya di perkampungan padat penduduk tersebut sebenarnya tiap hari ramai dikunjungi pembeli.

Namun, dia menambahkan, pendapatan dari berjualan minuman dan makanan kecil serta goreng-gorengan tersebut, hanya sekitar Rp20.000 per hari, karena tidak bisa mengembangkan usaha akibat kekurangan modal.

"Janji wakil wali kota tersebut tentunya sangat diharapkan, sehingga usaha mereka bisa berkembang," ujarnya.
(Nila)
Editor: Parni
 http://sumsel.antaranews.com/berita/268794/pemkot-gulirkan-modal-umkm

Muamalat Suntik Modal UMKM Rp 800 Juta Lebih

Jakarta, (20/2) - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI), melalui Baitulmaal Muamalat (BMM), memberi suntikan modal kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar lebih dari Rp 800 juta.

Simbolisasi penyaluran modal itu diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan di Cianjur, Jawa Barat, Minggu (19/2). Turut hadir dalam acara itu antara lain Bupati Cianjur Tjetjep M. Soleh.

Modal yang disalurkan tersebut terbagi dalam dua kategori. Pertama adalah kerja sama penguatan permodalan Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) melalui Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Mitra Pengelola Zakat (MPZ) sebesar Rp 618.373.000. Dana tersebut diperuntukkan bagi 353 mustahik di Jawa Barat. Kedua ialah kerja sama penguatan permodalan KUM3 senilai Rp 250 juta bagi 125 mustahik di Cianjur. Secara keseluruhan, suntikan modal itu berjumlah Rp 868.373.000. Modal yang digulirkan diharapkan dapat merangsang pertumbuhan UMKM.

Program KUM3 adalah salah satu program yang dijlalankan Baitulmaal Muamalat. Program ini menyalurkan dana bergulir untuk usaha produktif kepada pengusaha mikro yang berasal dari keluarga miskin. Para pesertanya adalah jemaah di sekitar masjid.  

Tahun lalu, KUM3 telah menjangkau 830 pelaku usaha mikro, 391 kelompok dan 74 masjid. Modal yang disalurkan adalah Rp 1,44 milyar. Sejak digulirkan tahun 2006, KUM3 telah menyalurkan modal kepada 6.527 pelaku usaha mikro, 622 kelompok dan 259 masjid di 24 propinsi di Indonesia. Dana yang disalurkan sebesar Rp 10,63 milyar.

Selain itu, hingga saat ini, BMM sedikitnya telah menerima pengajuan dari sekitar 51 KJKS untuk menjadi MPZ. Sedangkan kerja sama sebelumnya telah dilakukan dengan 1.550 KJKS maupun Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS).

 http://www.baitulmaal.net/berita-385-muamalat-suntik-modal-umkm-rp-800-juta-lebih.html

Pemkab Kubu Raya Gandeng Bank Beri Modal UMKM

Sungai Raya (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menggandeng dan terus memperkuat kerja sama dengan perbankan dan BUMN untuk memberikan permodalan kepada kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Selain membuka akses permodalan, Kami juga mempermudah izin berwirausaha bagi masyarakat di dsaerah ini," kata Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Minggu.

Melalui Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu kita terus mempermudah masyarakat untuk mendapatkan izin usaha agar tercipta wirausaha baru.

Dikatakan, jika banyak wirausaha baru, tentu akan berdampak pada menurunnya angka pengangguran.

Untuk mempercepat tumbuhnya wirausaha baru, pihaknya juga membantu masyarakat yang akan berusaha untuk mendapatkan modal awal maupun tambahan modal.

Dalam membantu permodalan tersebut, Pemkab Kubu Raya bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara maupun perbankan yang memiliki program yang sama dengan pemkab Kubu Raya dalam membantu usaha mikro dan menengah mengembangkan usaha mereka.

"Kita menjamin masyarakat agar mudah mendapatkan pinjaman dari bank dan BUMN yang sudah bekerjasama dengan kita. Jadi jika ada masyarakat yang membutuhkan modal, bisa langsung mendatangi dinas Koperasi dan UMKM Kubu Raya dan mengurus perizinan usaha mereka di BPMPT," katanya.

Muda juga menjamin, dari proses pengurusan izin usaha, masyarakat dipastikan tidak akan direpotkan, karena BPMPT Kubu Raya sudah menetapkan pola pelayanan yang benar-benar terpadu, transparansi, akuntabel dan cepat.

Dia yakin, jika masyarakat banyak yang menjadi wirausaha, maka proses perputaran ekonomi di Kubu Raya juga akan cepat. Selain berpengaruh besar pada peningkatan pendapatan dan ekonomi masyarakat, hal itu jelas akan sangat berpengaruh pada percepatan pembangunan di Kubu Raya.

Kedepan lebih meningkatkan pola pembinaan kepada masyarakat yang akan dan telah berwirausaha, agar mereka bisa meningkatkan usaha mereka dan lebih banyak menyerap tenaga kerja baru.

"Saat ini, sudah banyak home industry yang cukup berkembang di Kubu Raya. Ini menunjukkan bawah menjadi wirausaha itu tidak sesulit yang dibayangkan masyarakat selama ini. Bila memiliki kemauan yang kuat, sistem perencanaan yang baik dan pengelolaan usaha yang mapan, tentu usaha yang digeluti masyarakat bisa berkembang," katanya.

(pso-171)
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © 2013
 http://www.antarakalbar.com/berita/308461/pemkab-kubu-raya-gandeng-bank-beri-modal-umkm
 

Pemerintah Salurkan Bantuan Modal UMKM di Temanggung

 
Pemerintah menyalurkan bantuan modal kerja dengan nilai ratusan juta rupiah kepada sejumlah pengusaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah untuk meningkatkan daya saing usaha dan kapasitas produksi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Temanggung Rony Nurhastuti di Temanggung, Kamis, mengatakan bantuan yang diserahkan antara lain berupa gerobak dan tenda senilai Rp375 juta dari dana APBN, 100 tenda, sertifikat badan hukum koperasi untuk koperasi Djojonegoro dan Ngudi Raharjo.

Bantuan peralatan dan modal keuangan dari APBD kabupaten dan "cooling Box" dari APBD provinsi, sertifikat halal dan tali asih kepada tujuh orang satpam serta penjaga malam pasar tradisional (APBD kabupaten).

"Sebagian bantuan peralatan sudah diberikan dan telah digunakan untuk usaha, sedangkan sebagian lagi diserahkan hari ini," katanya usai penyerahan bantuan Disperindagkop Temanggung di Pendopo Pengayoman Temanggung.

Menurut dia, target Disperindagkop dalam pertumbuhan UMKM di Kabupaten Temanggung telah terlampaui.

Hal yang belum tercapai adalah pembangunan Pasar Legi Parakan yang saat ini sedang menyelesaikan pembuatan pasar penampungan karena baru mencapai 80 persen. Pembangunan Pasar Legi akan dimulai pada 2013.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Sudjarwanto Dwiatmoko mengatakan Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam.

Dengan pemberdayaan warga di pedesaan, katanya, sumber daya alam itu akan menjadi produk berkualitas dan mampu bersaing dengan produk lain di pasar internasional.

"Yang dibutuhkan adalah tekat kuat dan pemerintah perlu membinanya," katanya.

Ia mengatakan pembinaan pemerintah antara lain dengan kredit usaha rakyat. Pada 2012, di Jawa Tengah telah mencapai Rp10,494 triliun untuk sekitar 1.450.000 unit usaha rakyat.

Bantuan selain berupa dana, katanya, juga peralatan dan pembiayaan pembuatan sertifikat tanah.

"Untuk bisa bersaing di pasar internasional UMKM perlu memperhatikan kontinuitas produksi, jaringan usaha, penggunaan teknologi tepat guna, penguasaan merek dagang dan pengemasan produksi," katanya. (ant/as)

sumber  http://www.ciputranews.com/riil/pemerintah-salurkan-bantuan-modal-umkm-di-temanggung

Sabtu, 23 Februari 2013

WISATA PERLU RAMAH PRODUK UMKM

SEMARANG-lndustri pariwisata diminta lebih banyak memberikan ruang bagi pemasaran produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sehingga makin berkembang dan dikenal oleh wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Neddy Rafinaldi Halim mengatakan penyediaan ruang oleh industri pariwisata baik perhotelan, pengelola objek wisata,dan lainnya bagi produk UMKM itu sesuai amanah UU No. 20/ 2008 tentang UMKM dan UU No. 10/2009 tentang Kepariwisataan.

"Kedua UU itu mengamanatkan bahwa industri pariwisata seperti perhotelan serta pengelola kawasan wisata diwajibkan memberi ruang bagi pelaku UMKM dalam memasarkan produknya," ujarnya, Rabu (20/2).
Menurutnya, kerja sama itu diharapkan memajukan UMKM, terutama di sekitar objek pariwisata.
Sumber : Bisnis Indonesia

Siap-Siap Gelar Karpet Merah bagi UMKM (Bag II)

Geliat UMKM di Solo Raya bisa jadi sinyal positif bagi perkembangan dunia UMKM secara nasional. Meski demikian, publik pun mafhum bahwa mereka yang berkutat pada lingkaran ekonomi ini masih dihadapkan pada beberapa masalah klasik, seperti permodalan, akses informasi, pemasaran, penguasaan teknologi,  hingga perlindungan hukum, yang sampai saat ini sepertinya masih berjalan di tempat mencari jalan keluar terbaik.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM Oktober 2012 lalu, jumlah UMKM di Indonesia tercatat mencapai 55,206 juta unit atau 99,99% dari total pelaku usaha yang jumlahnya 55,211 juta unit. Dari 55,206 juta UMKM tersebut, sebanyak 54,559 unit atau 98,82% di antaranya merupakan usaha mikro dengan aset maksimal Rp50 juta dan omzet per tahun maksimal Rp300 juta. Walau kuantitasnya demikian masif, tetapi dalam hal daya saing, berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh APEC, UMKM Indonesia ternyata masih di bawah negara-negara jiran dari Asia lainnya seperti Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Pengajar dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Lana Soelistianingsih,  dalam sebuah diskusi UMKM di Jakarta beberapa waktu lalu menganalisis faktor krusial yang disinyalir melambatkan gerak UMKM. Faktor itu tidak lain adalah kurang antusiasnya perbankan memberikan bantuan permodalan karena UMKM dianggap tidak memiliki agunan yang jelas. Kalaupun bantuan permodalan berupa kredit usaha dapat diberikan, maka beban bunga atau risiko yang dibebankan pada mereka akan begitu tinggi sebagai konsekuensinya.

Adanya sikap kehati-hatian perbankan dalam memberikan kredit seperti dijelaskan di atas itulah yang jika tidak ditindaklanjuti oleh BI dan pemerintah, terang Lana, akan membuat UMKM terus berjalan di tempat sampai batas waktu yang sulit diprediksi. “Bank sangat hati-hati dalam kucurkan kredit, sedangkan sektor mikro butuh akses. Ironis, bukan?” ujar dia.

Jika persepsi ketidakjelasan agunan UMKM terus bergulir, maka jangan salahkan jika kemudian muncul lembaga-lembaga pembiayaan non-bank (shadow banking) untuk memberikan bantuan bagi UMKM dengan segala plus-minusnya. Pada satu sisi, keberadaan mereka sangat membantu sektor mikro dalam penyaluran kredit. Namun, di sisi lain, terkadang kucuran kredit yang diberikan UMKM persentase bunganya cukup besar. Melihat realitas ini, BI tidak bisa lagi hanya  berpangku tangan dan tutup mata.

Dalam pandangan Lana, bank sentral,  mau tidak mau, suka tidak suka, harus merangkul perbankan yang memiliki kekuatan finansial sebagai perpanjangan tangan dalam memberdayakan UMKM. Jika hal ini tidak segera diantisipasi dan dilanjutkan dengan kebijakan yang tepat, maka pasar ekonomi UMKM, teropong Lana, akan menjadi makanan empuk bagi perbankan asing.

Rangkaian pekerjaan rumah yang berkorelasi dengan eksistensi UMKM seperti yang dikritisi akademisi disadari betul oleh BI. Melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, BI sebenarnya telah mengambil langkah strategis revitalisasi UMKM dengan mendefinisikan ulang UMKM sebagai usaha produktif berdasarkan tinjauan skala kriteria pelaku UMKM itu sendiri. Usaha mikro diartikan sebagai usaha orang perorangan berskala mikro dengan kekayaan maksimal Rp50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan, serta memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta.
Kedua, usaha kecil. Usaha ini adalah usaha orang per orang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/cabang perusahaan yang dikuasai usaha menengah atau besar dengan nilai kekayaan Rp500 juta dan memiliki penjualan tahunan Rp300 juta–2,5 miliar.

Seperti halnya dua definisi sebelumnya, definisi usaha menengah juga merupakan usaha orang per orang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/cabang perusahaan yang memiliki hubungan dengan usaha kecil dan besar dalam satu garis linier. Kekayaan bersih usaha ini berkisar Rp500 juta–10 miliar dengan penjualan tahunan Rp2,5–50 miliar.

Namun, sayangnya, empat tahun sejak perundang-undangan itu dikeluarkan, geliat UMKM belum sepenuhnya terdongkrak maksimal. Hingga November 2012 lalu, BI mencatat penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih di bawah harapan. Perbankan nasional baru menyalurkan kredit UMKM Rp550 triliun. Padahal, BI telah menargetkan kredit UMKM pada tahun 2012 sebesar Rp630 triliun.

Bank yang berhasil melampaui target untuk pembiayaan UMKM sepanjang tahun 2012 masih didominasi oleh bank-bank negara. Dengan target awal Rp15 triliun, BRI berhasil merealisasikan kucuran kredit UMKM 24% lebih tinggi menjadi Rp18,6 triliun. Bank Mandiri setali tiga uang. Mereka sukses merealisasikan kredit UMKM Rp3,6 triliun dari target Rp3,5 triliun. Saudara mudanya, Mandiri Syariah, juga mencatat rapor biru. Dari rencana awal pemberian kredit UMKM sebesar Rp750 miliar, Mandiri Syariah ternyata mampu menyalurkan pinjaman sebesar Rp1,2 triliun. Sementara itu, Bank Negara Indonesia (BNI), BNI Syariah, Bank Bukopin, serta 23 bank pembangunan daerah (BPD) masih kurang berhasil merealisasikan target. (BERSAMBUNG)

Sumber : wartaekonomi

UKM Negara Berkembang Lebih Unggul Daripada Negara Maju

HIS dan DHL Express  menemukan hal yang menarik tentang daya saing usaha kecil menengah (UKM) di negara maju dan berkembang. Dalam Penelitiannya mengungkapkan bahwa UKM di negara maju tertinggal dari UKM yang berasal dari pasar yang sedang tumbuh (emerging market) dalam hal internasionalisasi bisnis mereka.

Negara maju berdalih masih memiliki konsumsi per kapita yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pasar negara berkembang, sehingga mendorong UKM dari negara BRICM (Brazil, Rusia, India, Cina dan Meksiko) untuk melakukan bisnis internasional, penelitian menunjukkan bahwa UKM dari negara G7 menghadapi tantangan besar untuk mengembangkan bisnis internasional mereka ketika keseimbangan kekuatan tanpa bisa dicegah bergeser ke negara di kawasan timur. Secara signifikan, UKM dari negara BRICM memberi perhatian pada logistik sebagai unsur yang memberi pengaruh positif bagi  bisnis internasional mereka dibanding mitra-mitra G7 mereka, yang menunjukkan bahwa mereka lebih mengandalkan proses transportasi dan bea cukai yang efisien untuk mengatasi hambatan infrastruktur, tetapi mereka juga melihat jasa logistik sebagai pembeda kompetitif untuk bisnis mereka.

Jerry Hsu, CEO, DHL Express Asia Pasifik mengatakan dibandingkan dengan negara-negara maju, hampir dua kali lipat UKM di negara berkembang 'dilahirkan global' – melakukan perdagangan internasional dalam lima tahun sejak memulai bisnis. Para UKM ini memaksimalkan penggunaan teknologi komunikasi yang terjangkau dan jasa logistik yang efektif dan berpengalaman sehingga memungkinkan UKM untuk bersaing secara internasional. Selain menyediakan pasar baru untuk produk dan jasa mereka, perdagangan internasional juga memberikan UKM akses ke praktek dan inovasi terbaik di tingkat internasional, yang mempertajam bisnis dan operasional sehingga membuat mereka lebih kompetitif di dalam negeri.

"Dari perusahaan yang disurvei di China, India, dan Jepang, kami melihat hubungan yang kuat antara peningkatan kinerja bisnis dan perdagangan lintas batas. Sebagai fasilitator perdagangan global yang melayani lebih dari 270.000 pelanggan UKM di Asia Pasifik, kami melihat peran perdagangan internasional yang sangat besar bagi keberhasilan UKM. Kami akan terus menyesuaikan layanan dan solusi kami untuk membantu UKM di Asia Pasifik tumbuh dan bersaing dengan lebih kuat di kancah internasional," katanya.

(*/redaksi@wartaekonomi.com)
Foto: sufri


Sumber : wartaekonomi.com

Siap-Siap Gelar Karpet Merah bagi UMKM (Bag IV)

Berkaca pada pengalaman 2012 dan sumbangan “amunisi” dari pakar, akademisi, dan praktisi perbankan perihal bantuan kredit bagi UMKM, maka tidak ada alasan lagi bagi para pelaku UMKM untuk tidak siap menyongsong babak baru atmosfer pengembangan usaha. Terlebih lagi, saat ini BI tengah mempersiapkan rencana mewajibkan perbankan di Indonesia untuk menyalurkan minimal 20% portofolio kreditnya ke sektor UMKM.

Asisten Direktur Departemen Kredit, BPR, dan UMKM Bank Indonesia Bandoe Widyanto, pada pelatihan wartawan ekonomi, moneter, dan perbankan di Solo, belum lama ini, mengatakan bahwa pemenuhan kredit tersebut akan diberi masa transisi hingga lima tahun.

Tahapan-tahapan pada rencana aturan izin berjenjang (multiple license) BI ini berlangsung mulai 2013 hingga 2018. Pada tahun pertama (2013–2014), porsi penyaluran masih dibebaskan kepada masing-masing bank. Setelah masa sosialisasi  awal, pada 2015, BI baru akan mewajibkan bank menyalurkan minimal 5% dari total kreditnya untuk UMKM.

Pada 2016, 2017, dan 2018, kewajiban bank secara berturut-turut perlahan naik mulai dari 10%, 15%, hingga kemudian 20%.

Bank sentral sendiri membagi empat kelompok bank berdasarkan modal yang masing-masing memiliki porsi kewajiban kredit produktif (kredit investasi dan kredit modal kerja). Bank dengan modal Rp500 miliar–1 triliun wajib menyalurkan kredit produktif sebesar 55%, yang di dalamnya termasuk 20% kredit UMKM. Bank dengan modal Rp1–5 triliun wajib menyalurkan 60% kredit produktif termasuk 20% kredit UMKM.
Sementara itu, bagi bank dengan kepemilikan modal  Rp5–30 triliun, BI mewajibkan untuk menyalurkan 65% kredit produktif termasuk 20% kredit UMKM. Adapun bank dengan modal lebih dari Rp30 triliun memiliki kewajiban menyalurkan 70% kredit produktif yang di dalamnya termasuk 20% kredit UMKM.

Periode tahapan aturan yang cukup panjang dan komprehensif ini, jelas Bandoe, adalah sebagai bentuk responsif BI bagi perbankan untuk bisa beradaptasi menyesuaikan waktu sekaligus mengatasi berbagai masalah penyaluran kredit UMKM dalam lima tahun terakhir. Dalam kacamata Bandoe, perbankan secara umum sepertinya masih diliputi kabut keraguan. Mereka cenderung tidak ingin kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) melonjak akibat sembarangan mendanai UMKM.

Memang tidak dimungkiri bahwa rasio NPL kredit UMKM secara umum relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata kredit lainnya. Meski demikian, jelas Bandoe, besarannya masih di bawah 5% sehingga tergolong cukup aman. Kalaupun masih ragu, kata Bandoe, bank tidak perlu khawatir karena bank sentral akan memberikan alternatif bagi mereka untuk menggunakan pola linkage, baik melalui channeling maupun executing dengan BPR dan/atau koperasi, misalnya.

Agar implementasi kebijakan ini memiliki pengaruh nyata bagi UMKM ke depan, lanjut Bandoe, BI pun tidak ragu menerapkan reward and punishment bagi perbankan. Bagi bank-bank yang tidak mampu merealisasikan target kredit minimum 20% bagi UMKM, maka mereka diwajibkan mengalokasikan dana sebagai biaya pelatihan kepada para pelaku industri UMKM. “Kewajiban mengadakan pelatihan akan mendekatkan bank dengan UMKM, sehingga pada masa berikutnya, bank memiliki UMKM potensial untuk diberi kredit,” ujarnya.

Sebaliknya, bagi bank yang sukses menyalurkan 20% kreditnya ke UMKM,  mereka akan memperoleh perlakuan khusus ketika ingin membuka jaringan kantor. Meski secara perhitungan alokasi modal inti, bank sudah tidak bisa membuka kantor baru, BI, melalui kegiatan supervisory analysis, bisa memberikan pengecualian. Selamat datang 2013, karpet merah bagi UMKM siap digelar. (SELESAI)

Fekum A.W
(redaksi@wartaekonomi.com)
Sumber: Warta Ekonomi No 1/2013

Sumber : wartaekonomi.co.id

KREDIT UKM: 2013, Pangsa pasar kredit mikro bisa naik jadi 34%

BALIKPAPAN--Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan memproyeksikan pangsa pasar kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan mencapai 34% sepanjang 2013 dari kondisi sebelumnya yang hanya mampu menguasai 32,5% dari total kredit yang mencapai Rp18,87 triliun.



Kepala KPw BI Balikpapan Tutuk SH Cahyono mengatakan sebelumnya penyaluran kredit untuk sektor UMKM mengalami perlambatan pertumbuhan karena disebabkan adanya perlambatan kegiatan usaha pada sektor pertambangan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran serta  jasa dunia usaha memiliki keterkaitan erat terhadap industri pertambangan yang pada 2012 memasuki masa suram.



Menurutnya, tahun ini prospek bisnis akan kembali menanjak seiring dengan membaiknya kondisi pasar global yang mulai membaik. “Tentu akan berimbas ke regional karena akan menggairahkan kembali usaha di sini. Minimal untuk pangsa UMKM bisa mencapai 33%-34% dari total kredit,” ujarnya dalam Konferensi Pers Perkembangan Kinerja Perbankan Wilayah Kerja Balikpapan, Selasa (19/02).



BI Balikpapan mencatat penyaluran kredit UMKM pada Januari 2013 mencapai Rp6,12 triliun. Pangsa kredit UMKM terbesar disalurkan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 44%, disusul oleh sektor jasa dunia usaha sebesar 17% dan sektor konstruksi sebesar 11%.



Adapun untuk penyaluran kredit melalui program penjaminan kredit daerah (PPKD), skema penyaluran kerja sama Pemkot Balikpapan dan BPD Kaltim, mengalami perlambatan. Alasannya karena makin beragamnya skema kredit UMKM yang menjaring nasabah sektor tersebut. Hingga Januari, penyaluran PPKD tercatat telah mencapai Rp22,8 miliar dengan debitur aktif 258 orang.



Sementara untuk kredit usaha rakyat (KUR), perbankan di wilayah kerja BI Balikpapan telah menyalurkan kepada 15.300 debitur senilai Rp309,5 miliar. Berdasrkan sektor ekonominya, penyaluran KUR juga banyak terserap pada sektor hotel, perdagangan dan restoran yang mencapai 57% dan diikuti oleh sektor pertanian sebesar 13% dari total penyaluran KUR.



Permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM untuk memperoleh tambahan dana dari perbankan yakni jaminan atau agunan yang bisa diberikan kepada perbankan. Selain itu, administrasi yang belum rapi juga menjadi pertimbangan lain yang juga mempengaruhi laju penyaluran kredit bagi UMKM.



“Karena itu disebut belum bankable. Padahal ada yang visible untuk dibiayai kendati statusnya belum bankable,” tambahnya.



Untuk itu, pihaknya berharap agar pembentukan PT Jamkrida oleh pemerintah provinsi bisa segera direalisasikan. Pemkot Balikpapan pun menurutnya perlu untuk membentuk Jamkrida semacam ini untuk meluaskan jangkauan penjaminan kredit bagi pelaku usaha yang belum bankable tersebut.



Perangkat semacam ini yang menurutnya akan mendorong pertumbuhan penyaluran kredit bagi pelaku UMKM. Selain akan memacu penyaluran kredit perbankan, hal ini juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi regional yang lebih merata. (arh)


Sumber : www.bisnis.com

Pengertian Sales dan Departemen Marketing serta Tugas dan Fungsi Sales

Pengertian Sales dan Departemen Marketing serta Tugas dan Fungsi Sales
A.      Pengertian Sales & Marketing Department
Marketing merupakan salah satu fungsi utama di antara fungsi-fungsi penting lainnya yang ada dalam suatu perusahaan seperti : administrasi, pembukuan, pembelanjaan, produksi dan personalia.    
Sihite menyebutkan bahwa Sale adalah : menawarkan sesuatu produk kepada konsumen, sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk menjadikan seseorang sebagai customer atau langganan. Jadi arti sales di sini adalah penjualan.

Marketing adalah pemasaran dan apabila diterjemahkan adalah : “Usaha untuk memasyarakatkan hasil produksi perusahaan melalui berbagai cara agar hasil produksi tersebut banyak diminati oleh masyarakat luas”, (Sihite,1996:1).
Sedangkan arti dari Department adalah : bagian. Jadi Sales & Marketing Department adalah : “Bagian yang menangani penjualan dan pemasaran dalam suatu perusahaan”. Dalam hal ini produk yang dijual adalah kamar hotel beserta seluruh fasilitas dan pelayanannya.
Dalam industri perhotelan bidang pemasaran ini boleh dikatakan masih merupakan suatu hal yang relatif muda usianya bila dibandingkan dengan industri lainnya. Bagian  yang  melaksanakan penjualan dan pemasaran  kemudian  disebut Sales & Marketing Department. Definisi yang lengkap dari manajemen yang terdapat dalam Sales & Marketing Department, menurut Sihite (1996:2)  adalah ; “Merupakan suatu fungsi yang melaksanakan segala perencanaan, penugasan dan pengawasan terhadap kegiatan penjualan daripada suatu perusahaan, dalam hal penerimaan tenaga penjual (salesman), seleksi (recruiting), pengaturan latihan (training), pengarahan (supervise), pengawasan (control), pembiayaan (cost), dan motivasi para salesman”.

B.      Pengertian Sales Person
Seperti telah diutarakan bahwa pengertian Sales secara sederhana adalah penjualan.  Dalam bukunya Sihite (1996:86) menyebutkan bahwa Sales adalah Merchandise (Something to be sold) plus Service. Dalam buku yang sama juga dijabarkan mengenai Salesmanship yaitu kecakapan seorang Sales dalam menjual yang meliputi proses dalam penjualan yang dimulai dari langkah pertama sampai dengan terlaksananya suatu penjualan. Jadi pengertian Sales Person atau Salesman di sini adalah individu yang menawarkan suatu produk dalam suatu proses penjualan.
           

Fungsi dari seorang sales adalah :
  • Untuk memotivasi calon pelanggan agar ia bertindak dengan suatu cara yang dikehendaki olehnya yaitu membeli.
  • Dapat mengarahkan sasaran mana dan kepada siapa produk akan ditawarkan dan dijual.
  • Dapat meyakinkan atas manfaat dan kelebihan produk yang ditawarkan.
  • Dapat meyakinkan calon pelanggan yang diketahui ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan.
Beberapa hal yang harus dikuasai oleh tenaga penjual / Sales person adalah (1) product knowledge, (2) price policy, (3) human relation.
1.    Product Knowledge  (pengetahuan tentang produk)
Adalah yang meliputi masalah yang berhubungan dengan keadaan fisik, jenis, ukuran, design dan warna, manfaat terhadap konsumen, bahkan kelebihannya dengan produk lain yang sama.
2.   Price Policy (kebijaksanaan harga jual)
Sejenis produk yang ditawarkan atau dijual mempunyai klasifikasi harga. Adanya suatu design harga tertentu yang ditawarkan untuk suatu volume penjualan. Apakah ada insentif tertentu (discount/commission) bagi pembeli.
3.     Human Relation.
Kemampuan tenaga penjual dalam hubungannya dengan masyarakat pasar tertentu untuk mempengaruhinya dan pada akhirnya menjadi konsumen. Pendekatan perorangan sangat membantu keberhasilan dengan ditunjang kemampuan berkomunikasi.
Setelah menguasai tiga hal penting diatas maka ada baiknya melakukan tahapan demi tahapan dalam proses penjualan. Tahapan-tahapan tersebut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh seorang Sales dalam melakukan proses penjualan yang diharapkan berujung pada keberhasilan. Langkah-langkah tersebut adalah sbb :
1.      Approach (pendekatan kepada prospek)
Pendekatan kepada calon pembeli/konsumen memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik yang antara lain pengetahuan tentang :
  • Siapakah calon pembeli/konsumen ?
  • Apakah kebutuhan/keinginannya ?
  • Adakah kemungkinan perubahan situasi atas kebutuhan maupun produk yang ditawarkan ?
  • Siapkah kiat dengan penolakan/keberatan.
2.     Presentation (penyajian)
Dalam tahapan presentasi seorang sales harus sanggup menjual “Dirinya” dalam arti mau membantu memuaskan kebutuhan para konsumen (misalnya membantu memecahkan persoalan para calon konsumen terhadap suatu produk yang dijual). Komunikasi adalah merupakan sarana paling menentukan untuk mengetahui kebutuhan pembeli :
  • Tata bahasa yang baik
  • Courtesy / kesopanan
  • Jelas / tepat, tidak berbelit-belit
  • Memberikan ide, manfaat dan kelebihan produk.
Satu hal lain yang tak kalah pentingnya adalah First Impression atau kesan pertama kepada pelaku penjualan yang positif akan membantu kelancaran proses penjualan.

3.      Selling (menjual)
Proses menjual dari seorang sales harus dapat memberi keyakinan kepada pembeli atas manfaat dan kelebihan produk yang ditawarkan. Dengan bekal Product Knowledge dan pengembangan komunikasi yang efektif diharapkan pembeli menjadi pelaku pembeli.

4.      Closing The Sale.
Suatu transaksi penjualan terjadi karena penjualan memperoleh persetujuan dari calon pembeli untuk membeli atau menggunakan produk/jasa yang ditawarkan. Tahapan ini merupakan keberhasilan seorang penjual mempengaruhi dan meyakinkan calon pembeli. Langkah-langkah administratif untuk menutup penjualan dapat berupa : statement, order dan tanda terima pembayaran. Dalam jasa pelayanan wisata maka pembeli/konsumen akan menikmati produk wisata setelah terjadinya closing the sale.

5.      After Sales Service
Kesempurnaan dari suatu penjualan yang berhasil adalah ditutup dengan Pelayanan Purna Jual. Kegiatan tersebut antara lain  :
  • Pemberian ucapan terima kasih melalui surat, atas pembelian suatu produk   atau jasa.
  • Memberikan suatu kenang-kenangan (souvenir).
  • Mengirim kartu ucapan pada hari-hari besar atau ulang tahun.
  • Megadakan direct contact secara regular.

C.  Tugas-tugas Seorang Sales Person
Yang akan diuraikan di sini adalah tugas-tugas dari seorang sales secara umum, menurut Sihite (1996:78), yaitu :
  1. Melaksanakan kegiatan penjualan melalui telepon terhadap target konsumen (perusahaan-perusahaan perdagangan dan industri, kantor-kantor pemerintah, asosiasi perkumpulan keagamaan, olahraga, sosial, konsulat) secara sistematik, serta melengkapi laporan kegiatan untuk setiap hubungan yang dilakukan.
  2. Memelihara semua hasil analisis penjualan yang telah dibuat.
  3. Atas persetujuan pimpinan, dalam melaksanakan kerjasama dengan perwakilan perusahaan lain dalam memperoleh peluang usaha, melakukan penjualan bersama, mendiskusikan strategi dan sebagainya.
  4. Melakukan tindak lanjut pelayanan, untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
  5. Melakukan tindak lanjut setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh peluang usaha pada saat mendatang.
  6. Menghubungi humas setiap saat dan memberikan bantuan apabila diperlukan, misalnya dalam memberikan hadiah-hadiah promosi kepada para pelanggan.
  7. Melaksanankan kegiatan pemasaran lainnya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh manajer penjualan.

Terimakasih sudah membaca artikel Pengertian Sales dan Departemen Marketing serta Tugas dan Fungsi Sales

sumber : www.sarjanaku.com

Tugas CMO (Credit Marketing Officer)

CMO (Credit Marketing Officer) adalah sebuah jabatan yang umumnya ada di sebuah perusahaan pembiayaan (finance). Adapun tugas-tugas dan tanggung jawab CMO (Credit Marketing Officer) antara lain adalah:



  1. menerima aplikasi permohonan kredit dari calon Debitor melalui Dealer yang telah menjalin kerjasama dengan Cabang,
  2. Memberikan dan membantu calon Debitor mengisi Form Aplikasi Permohonan Pembiayaan (FAPP),
  3. Menawarkan kepada calon Debitor price list/paket pembiayaan perusahaan yang telah disetujui oleh Kantor Pusat atau membantu calon Debitor menghitung besarnya angsuran yang diinginkan,
  4. Mengarahkan calon Debitor pada struktur kredit yang terbaik bagi perusahaan dan calon Debitor,
  5. Melakukan pengecekan fisik kendaraan dengan STNK & BPKB asli, jika ada permohonan kredit untuk unit bekas,
  6. Menyiapkan kelengkapan dokumen-dokumen dan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan survey,
  7. Melakukan survey ke rumah calon Debitor, dan melakukan survey ke tempat usaha calon Debitor (jika ada usaha),
  8. Melakukan verifikasi terhadap kebenaran dan legalitas dokumen-dokumen persyaratan kredit yang diberikan oleh calon Debitor dengan memberikan stempel “COPY SESUAI ASLI” pada semua dokumen persyaratan kredit yang diperoleh,
  9. Melengkapi dokumen persyaratan kredit yang masih belum diserahkan oleh Debitor (Memo Pending) dalam waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan,
  10. Memberikan rekomendasi terhadap permohonan aplikasi kredit dari calon Debitor setelah melakukan survey

Sumber : jobdeskripsi.blogspot.com

Tips Menggunakan Konsultan Keuangan

Saran akurat, tepat waktu, objektif, dengan referensi informasi memadai yang diberikan konsultan profesional bisa menghemat uang Anda hingga ribuan dolar. Ribuan dolar yang bisa saja hilang akibat keputusan investasi yang buruk. Konsultan profesional tahu bagaimana cara mengelola uang Anda dengan disiplin yang baik. Tapi, sebelum Anda merelakan uang Anda untuk dikelola orang lain, pastikan dia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Pertanyaan untuk Konsultan Keuangan Anda
”Akankah Anda tanyakan utang dan kewajiban saya?”
Tiap konsultan yang bekerja sepantas bayarannya akan berusaha memperoleh gambaran lengkap keuangan Anda sebelum menawarkan saran keuangan apa pun.
”Bagaimana produk/aksi yang Anda rekomendasikan bisa membantu saya mencapai tujuan-tujuan saya?”
Memang, duduk diam dan membiarkan konsultan Anda menangani urusan-urusan Anda itu jauh lebih mudah. Cukup terima bunga pasif di akhir investasi. Cukup tahu sepintas lalu bagaimana uang Anda bekerja. Tak lebih. Mudah sekali. Masalahnya, pengembalian investasi itu terkait langsung dengan pencapaian tujuan-tujuan Anda. Kalau ingin Anda dan konsultan Anda tetap fokus di jalur yang benar, tanyakan pertanyaan ini!
Bagaimana struktur biaya produk atau transaksi ini?”
Sebagai konsumen, kita wajib tahu–sejelas-jelasnya–apa yang kita beli dengan uang kita. Memahami segala biaya yang akan Anda tanggung harus dicantumkan dalam strategi investasi Anda. Bagi kebanyakan konsumen, ini membingungkan. Jadi pastikan konsultan membantu Anda memahami detailnya.
Tapi ingat, isu terbesar mestinya bukan berapa total biaya. Hasil yang Anda peroleh setelah dipotong segala biaya, itulah yang menentukan apakah investasi tertentu layak Anda pilih.
Berapa lama Anda menekuni bisnis ini?”
Pengalaman bukan jaminan. Tapi seorang konsultan yang mendedikasikan beberapa tahun dari hidupnya untuk pekerjaan ini biasanya lebih sanggup mengenali potensi risiko dan jebakan beragam produk investasi.
Apa kualifikasi Anda?”
Di banyak negara konsultan harus mengantungi lisensi sebelum berpraktik. Kalau syarat ini tidak diwajibkan di negara Anda, pertimbangkan jasa konsultan dari institusi keuangan yang mapan dan bereputasi baik.
Apa spesialisasi Anda dan bagaimana spesialisasi itu akan membantu saya?”
Kalau konsultan Anda berspesialisasi di area-area tertentu, cari tahu apakah keahliannya itu relevan dengan portfolio investasi yang Anda harapkan.
Bagaimana cara Anda membantu saya memaksimalkan pengembalian terkait keberanian saya menanggung risiko?”
Anda mungkin sudah mengisi kuesioner untuk membantu konsultan Anda memastikan tingkat toleransi risiko Anda, tapi satu rencana belum tentu baik untuk semua orang. Jangan ragu untuk bertanya hingga mendetail; pilihan-pilihan lain mungkin saja terbuka setelahnya.
Seberapa sering portfolio saya dinilai ulang?”
Alokasi aset Anda berubah-ubah, tergantung tahap kehidupan Anda dan kondisi-kondisi ekonomi eksternal. Bersama konsultan Anda, nilai ulang portfolio setidaknya tiap 6 bulan. Kalau memang perlu, lakukan penyesuaian alokasi aset.
Bagaimana cara Anda memperoleh ide-ide investasi baru? Di mana Anda menginvestasikan uang Anda?”
Seorang konsultan yang baik bukan cuma mengandalkan kiat-kiat dari manajer investasi. Cari tahu apakah konsultan Anda terkait dengan organisasi tertentu yang bisa mempengaruhi penilaian profesionalnya.

sumber:  mywealth.co.id

Tugas Konsultan Keuangan

Konsultan keuangan adalah seseorang yang akan berdiskusi dengan Anda tentang tujuan-tujuan keuangan Anda, lantas membantu Anda merancang cara mencapainya. Dia terlatih untuk membantu Anda mengatasi beragam masalah keuangan dan memaksimalkan aset keuangan.

Konsultan keuangan biasanya mulai bekerja dengan mengumpulkan segala informasi relevan dari Anda. Dia akan membantu Anda mengidentifikasi tujuan-tujuan penting dalam hidup. Dia juga menilai aset maupun status keuangan Anda saat ini. Semua informasi itu akan digunakannya untuk merancang strategi keuangan terbaik, yang kemudian dia sarankan pada Anda, supaya tujuan-tujuan itu tercapai. Lingkup kerja konsultan keuangan meliputi perencanaan keuangan, manajemen pajak dan arus kas, perencanaan warisan, serta kebutuhan keuangan lainnya.

Berhubungan dengan konsultan keuangan biasanya tidak cukup sehari dua hari. Anda mungkin butuh bertemu dengannya secara berkala, dalam rentang waktu relatif panjang, mengingat dia harus menilai dan melaporkan status keuangan Anda secara berkala serta, kalau memang dibutuhkan, mengubah strategi dalam rencana keuangan Anda. 
 
Tapi, kalau Anda mau, konsultan keuangan bisa juga bekerja mengatasi satu masalah tertentu, seperti menilai dan mengkonsolidasi polis-polis asuransi Anda, atau merencanakan masa depan terbaik dan lebih aman untuk anak-anak Anda
 
sumber : mywealth.co.id

Jumat, 22 Februari 2013

UMKM Adalah ?

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008  tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :
  1. Pengertian UMKM
    • Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
    • Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
    • Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
  1. Kriteria
No.
URAIAN
KRITERIA
ASSET
OMZET
1
USAHA MIKRO
Maks. 50 Juta
Maks. 300 Juta
2
USAHA KECIL
> 50 Juta - 500 Juta
> 300 Juta - 2,5 Miliar
3
USAHA MENENGAH
> 500 Juta - 10 Miliar
> 2,5 Miliar - 50 Miliar

 Sumber: Depkop


Konsultan kredit umkm, solusi tepat usaha anda

100 juta – 500 juta – 1 milyar akan cair di tangan anda

Hot Line 021 4085 9152