Rabu, 03 Maret 2010

Menekuni bisnis HP second dirasa lebih menguntungkan

Mengembangkan usaha di telepon seluler memang gampang-gampang susah. Selain harus mengikuti tren harga dan tipe terbaru, perlu sikap hati-hati agar tidak ditipu user. Meski demikian, menekuni bisnis HP second dirasa lebih menguntungkan.

Memulai usaha dengan modal kecil dan kesungguhan serta tekad

Salah satunya diungkapkan Muchammad, penjual HP second di gerai Mobile 1 WTC lantai 3. Menurut dia, sebelum menekuni jual beli HP bekas, dirinya mencoba peruntungan di bisnis ponsel baru. Dengan modal awal Rp 25 juta, Muchammad menilai keuntungan yang diperoleh tidak seberapa, yaitu sekitar Rp 10-25 ribu per unit. ”Apalagi harga-harga HP baru cenderung turun,” katanya.

Bertahan 6-7 bulan di telepon seluler baru, Muchammad memilih pindah ke ponsel bekas. Dengan modal yang sama, dia bisa mendapatkan lebih banyak item HP yang bisa dijual. Keuntungannya pun lumayan. ”Per bulan bisa untung 10-20 persen dari modal,” ujarnya.

Menurut Muchammad, yang perlu diperhatikan dalam bisnis ponsel bekas adalah kondisi fisik ponsel. Setidaknya, fisik harus mulus atau tidak ada goresan. Baterai dan keypad juga dalam kondisi baik. Namun, ibarat pepatah sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga, Muchammad pun pernah kecolongan. ”Jadi, ketika di-charge, baterai dalam kondisi jalan. Tapi, sudah beberapa jam di-charge, ternyata nggak penuh-penuh. Artinya, ada sesuatu yang rusak. Karena itu harus hati-hati,” katanya.

Untuk bisa eksis, nama baik pun harus dijaga. Tak sekadar menjual lantas lepas tangan dari item yang sudah dibeli pembeli. Untuk masalah tersebut, pihaknya memberikan garansi konter 3 hari. Bentuk garansinya dalam layanan servis. Biasanya, terkait masalah baterai. Baterai yang jelek bisa ditukar dengan baterai lain yang kondisinya masih bagus. “Kalau dikembalikan dalam satu hari, uangnya kami kembalikan 100 persen. Tapi, di hari berikutnya hanya 90 persen uang kembali,” katanya.

Poin lain yang tak kalah penting, menurut Muchammad, adalah rajin mengamati pasar. Juga harus tahu kondisi fisik ponsel. “Kalau tidak pernah pegang HP sebelumnya akan sulit. Karena itu harus rajin update, biar tahu kondisi harga dan tipe HP terbaru,” katanya.

Hal yang sama dikatakan Riansyah, penjual ponsel bekas di gerai B’Rizky Cell WTC lantai 2. Dengan modal awal setidaknya Rp 10 juta, seseorang bisa memulai bisnis. ”Itu sudah termasuk biaya sewa stan dan bisa dapat 20-30 unit HP, bergantung tipe,” katanya.

Menurut dia, berbisnis ponsel bekas perlu skill. Orang harus berpengalaman di bidang HP dulu. Termasuk, isi fisik ponsel. Seperti hardware, baterai, keypad, dan bodi. Juga pengetahuan tentang harga pasar. ”Awalnya, saya mengorbankan ponsel pribadi buat kelinci percobaan,” katanya.

Mengikuti tren pasar, Riansyah pun banyak menjual ponsel qwerty. Sehari, 2-3 unit HP terjual. Tapi, bisa juga tidak laku kalau pasar sepi. Keuntungannya Rp 25-100 ribu per unit. ”Kalau enggak ikuti pasaran, ya enggak laku,” terangnya.

Sumber: JawaPos (indocashregister.com)

Konsultan kredit umkm, solusi tepat usaha anda

100 juta – 500 juta – 1 milyar akan cair di tangan anda

Hot Line 021 4085 9152